Serendipity

Serendipity

Lathifah Nur Awwaliyyah


Aku bosan diterpa hujan.

Aku menolak, menyerap beribu tetes air.

Aku muak, dengan semua tempa.

Yang sebenarnya hanya berulang saja.

Tapi tentu semua ini tidak bisa berakhir.

Demi keseimbangan semesta berjalan tetap baik.

Hey semesta! Kemana pelangiku?

Apakah waktu telah menenggelamkanmu?

Tolong kembalikan ia! Agar seisi duniaku tersenyum kembali

Hey bumi! Coba sadarlah.

Bukankah sudah kukatakan sejak awal,

Buatlah pelangimu sendiri!

Aku tidak bisa memaksanya selalu hadir usai hujanmu,

Karena memang sejatinya semua tidak kekal.

Cobalah berdamai dengan ribuan rinai yang membasahimu

Kelak akan tercipta dengan sendirinya,

Hal-hal baik yang menjadi keberuntunganmu.

Teruslah berjuang membahagiakan seisi dunia,

Sampai aku memberikan bahagia yang sesungguhnya.

***

Puisi ini kubuat sebagai ucapan terima kasih, untuk seseorang yang tidakku sangka kehadirannya. Meski singkat, namun ia memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan. Memberikan banyak pesan, canda, dan luka. Yang telah bersedia memberikan pundak, telinga, dan sapuan tangan. Meski kini ia telah pergi, namun hadirnya masih tetap kuharapkan kembali.

Bengkel Sastra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar