Sajak Kereta Api
Oleh: Nunung Asmawati
Kabin disesaki koper-koper yang lebam
Seseorang duduk tenang memangku kelam
Di dalam kopernya ada lima impian dan lima kesalahan
Cukup membuat warna abu-abu untuk kertasnya yang buram
Jumpa adalah bagian kehidupan yang nyata
Tempat membuatnya lebih kejam dan menyiksa
Sehingga pisah adalah jalan satu-satunya memisahkan raga
Pujangga itu berkata-kata dengan matanya
Hai, pujangga dengan buku usang
Mana yang lebih menenangkan bagimu di antara syair dan inspirasinya?
Mana yang lebih menyakitimu di antara jumpa dan yang dijumpa?
Mana yang lebih mudah ditahan di antara rindu dan umpatan untuk suatu pilu?
Gadis itu mengirimkan tanya lewat tatapnya
Kita adalah jumpa yang dikehendaki semesta
Hingga pisah adalah jalan satu-satunya yang ada
Sajak kereta api ditulis tanpa diminta
Hadirnya tak menjadi kompromi untuk mendukung lupa
Sajak kereta api
Disusun bersama dengkur orang tidur
Basah embun subuh
Serta dingin penyejuk di atas kabin
Sajak kereta api
Dalam hitungan sebelas purnama terlewati
Rapi, menenangkan, membuat rindu lagi dan lagi
Juga membuat perih lagi dan lagi
Diadaptasi dari perjalanan penulis
ke kota Kediri
Nunung Asmawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar